Profil Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza yang Tewas Akibat Serangan Israel

LOVEBANDUNG.com :  Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr. Marwan Al Sultan tewas bersama keluarganya akibat serangan udara Israel yang menghantam rumahnya di Tal al-Hawa, Gaza pada 2 Juli 2025. Lantas seperti apa sosok Dr. Marwan Al Sultan ini? Berikut informasinya.

Profil Dr. Marwan Al Sultan

Dr. Marwan Al Sultan bukan sekadar dokter, Ia adalah simbol dedikasi dan keberanian di tengah derita panjang rakyat Palestina. Sebagai Direktur Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, Dr. Marwan dikenal karena pengabdiannya yang luar biasa dalam memberikan layanan medis di salah satu wilayah paling berbahaya di dunia.

Dokter Spesialis Jantung dan Direktur Rumah Sakit Indonesia

Dr. Marwan merupakan seorang dokter spesialis jantung senior di Gaza. Kepakarannya sangat dibutuhkan, terutama karena keterbatasan tenaga medis akibat blokade dan konflik berkepanjangan.

Sebagai Direktur Rumah Sakit Indonesia, ia memimpin salah satu rumah sakit terbesar dan terpenting di Gaza bagian utara. Fasilitas ini dibangun atas kerja sama MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) Indonesia dengan masyarakat Palestina, dan menjadi tumpuan harapan ribuan warga korban agresi militer.

Di tengah keterbatasannya, Dr. Marwan dikenal sebagai sosok yang tak pernah meninggalkan tugas. Bahkan saat rumah sakit dibanjiri korban luka dari serangan Israel, ia tetap bertugas meski dalam kondisi minim listrik dan peralatan medis.

 Dr. Marwan Dikenal sebagai Sosok Rendah Hati dan Berdedikasi

Rekan-rekannya mengenal Dr. Marwan sebagai pribadi yang tenang, sabar, dan tulus melayani siapa pun yang membutuhkan bantuan medis. Ia juga aktif menjalin komunikasi dengan relawan dan tim medis internasional, termasuk dari Indonesia.

MER-C menyebut almarhum sebagai “dokter kemanusiaan sejati”, yang terus bertahan memimpin pelayanan medis bahkan saat Rumah Sakit Indonesia sempat lumpuh total akibat bombardir.

Pada tanggal 2 Juli 2025, rumah Dr. Marwan di kawasan Tal al-Hawa menjadi target serangan udara Israel. Serangan ini menewaskan dirinya, istri, dan anak-anaknya.

Kejadian ini memicu kecaman internasional, termasuk dari Pemerintah Indonesia dan lembaga kemanusiaan. Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan duka mendalam dan menuntut penghentian kekerasan terhadap warga sipil dan tenaga medis.

“Indonesia turut berduka atas wafatnya Dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, beserta keluarganya pada 2 Juli 2025 dan mengutuk serangan Israel tersebut,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, dikutip dari platform X, Kamis 3 Juli 2025.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, hingga Juni 2024, 464 fasilitas medis telah diserang dan 727 petugas kesehatan tewas. Mengutip dari Healthcare Workers Watch (HWW), Dr. Marwan adalah petugas kesehatan ke-70 yang terbunuh oleh serangan udara Israel.

Selain itu, laporan Pusat Pengembalian Palestina (PRC) pada Januari 2025 mengungkapkan bahwa 34 rumah sakit dan 80 pusat medis hancur total.

Kematian Dr. Marwan menjadi pukulan besar bagi dunia medis di Gaza. Ia adalah satu dari sedikit spesialis yang tersisa dan sangat dibutuhkan masyarakat. Lebih dari itu, ia telah menjadi teladan tentang arti pengabdian tanpa pamrih di tengah kehancuran. (mtv)