Pernyataan Ini yang Bikin Dedi Mulyadi Dituding “Ngibul” soal Tragedi Berdarah Pesta Anaknya
LOVEBANDUNG.com : Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dituding berbohong dan buang badan oleh sejumlah netizen terkait kasus tewasnya tiga warga saat antre makan siang gratis di Pesta Rakyat pernikahan anaknya, Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina yang digelar di Alun-alun Garut, Jabar, Jumat (18/7/2025).
Netizen menyebut apa yang disampaikan Dedi setelah kejadian tidak sama dengan yang dia sampaikan sebelum kegiatan tersebut berlangsung.
Lalu, apa pernyataan Dedi yang dianggap berbeda?
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Dedi Mulyadi pada 15 Juli 2025, Dedi terlihat berbincang dengan Maula mengenai rencana pernikahan Maula dengan Putri.
Percakapan tersebut berlangsung pada 14 Juli 2025.
Keduanya menyusun agenda syukuran pernikahan dengan memperhitungkan kenyamanan dan keselamatan warga yang diperkirakan akan membeludak.
Saat itu Dedi menanyakan soal konsep resepsi pernikahan yang akan digelar oleh Maula dan Putri.
“Sudah pasti ari ayah (kalau bapak) mah penggemarnya banyak, pasti warga ini breg (membeludak). Warga ada hiburannya nggak nanti?” tanya Dedi kepada Maula dikutip dari dari video yang telah dikonfirmasi ulang Kompas.com.
Maula menyebut acara hiburan telah dijadwalkan pada Jumat (18/7/2025) malam dan berlokasi di depan Pendopo Garut yang bersebelahan dengan alun-alun kota.
Ia menjanjikan berbagai pertunjukan rakyat, seperti lawakan dari Kiwil, Agisenganga, Sirbon, hingga Si Popon.
Tidak hanya hiburan, Maula juga mengatakan telah menyiapkan ribuan porsi makanan dari pelaku UMKM lokal, seperti klepon, awug, bakso, mi ayam, soto, nasi goreng, burayot, dan sate Purwakarta.
“Makanan gratis untuk banyak. Lima ribu? Sekuat-kuatnya,” ucap Maula.
Dedi sempat menanyakan soal kesiapan anggaran.
“Waduh, duitnya cukup nggak?” ujar Dedi, yang dijawab Maula dengan yakin “Cukup”.
Dedi menegaskan bahwa rangkaian kegiatan syukuran rakyat itu sedianya dipusatkan pada tanggal 18 Juli malam, bukan tanggal 16 Juli.
“Warganya diharapkan (hadir) pada saat acara kesenian, tidak pada acara tanggal 16. nanti tanggal 16 pabulit (ricuh) dan kemudian enggak bisa ketampung,” kata Dedi.
“Jadi untuk warga dilaksanakan tanggal 18. Jadi tanggal 18 warga boleh datang ke lapangan, makan sepuasnya, nonton sepuasnya, tertawa sepuasnya,” ujar Dedi.
Dedi Mengaku Larang Makan Gratis
Kemudian, usai tragedi yang menewaskan tiga orang, Dedi mengaku sudah melarang anaknya, Maula Akbar dan Putri Karlina untuk menggelar makan gratis yang melibatkan masyarakat.
Dedi juga mengaku tidak mengetahui terkait kegiatan makan gratis tersebut.
“Dari awal sebagai orangtua waktu itu, saya kedatangan dari event organizer. Kemudian waktu itu saya mewanti-wanti tidak boleh ada kegiatan yang melibatkan orang banyak yang makan makan,” ujar Dedi usai mengunjungi rumah salah satu korban meninggal di Kampung Sindang Heula, Kelurahan Sukamenteri, Kecamatan Garut Kota, Jabar, Jumat malam.
Dedi mengatakan, dia hanya menyetujui beberapa kegiatan, yaitu resepsi dan pagelaran seni yang digelar Jumat malam.
Namun, sebagai orangtua dari mempelai, Dedi akan bertanggung jawab.
Mantan Bupati Purwakarta ini telah mendatangi keluarga korban meninggal dan akan memberikan santunan sebesar Rp 250 juta.
Dituding Ngibul, Ini Jawaban Dedi Mulyadi
Dedi kemudian memberikan klarifikasi terkait tudingan yang menyebut dirinya berbohong.
Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagramnya @dedimulyadi71, Senin (21/7/2025) mengatakan, saat berbincang dengan Maula sebelum kegiatan tersebut, Dedi mengetahui bahwa makan gratis digelar tanggal 18 Juli pukul 19.00 WIB di halaman Alun-alun Garut.
Sementara, kegiatan makan siang gratis yang mengakibatkan tiga warga tewas digelar pada 18 Juli pukul 13.00 WIB.
“Justru di jejak digital jelas bahwa pada saat bicara dengan Aa Maula di hari Senin, 14 juli 2025, di situ jelas, acaranya tanggal berapa, tanggal 18, jam 19.00 malam di halaman Alun alun Garut. Bahasa saya di lapangan. Jadi memang saya tahunya acara itu malam, makanya ada kalimat makan sepuasnya tertawa sepuasnya,” ujar Dedi.
“Artinya kegiatan makan bakso, mi ayam, sate, seblak di counter UKM di halaman pinggir jalan depan Balai Niskala. Jadi peristiwa yang kemarin terjadi itu adalah di dalam pendopo jam 13.00 siang. Jadi jejak itu jelas bahwa pengetahuan saya hari jumat 18 juli jam 19.00 malam di lapangan Alun-alun Pemda Garut,” ujar Dedi melanjutkan.
Dedi mengatakan, jika dirinya nanti diperiksa kepolisian untuk menjelaskan terkait kejadian tersebut, Dedi siap mengajak wartawan, khususnya pihak yang tidak percaya terhadap perkataannya untuk meliput.
Sumber: Kompas.com